KONEKSI ANTAR MATERI 3.1 | CGP ANGKATAN 10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI - NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Oleh : Rumani Dyah Candrawati
CGP Angkatan 10 Kota Batam
=====================================================
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Menghitung adalah kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang anak untuk digunakan dalam kehidupannya. Namun, memahami apa yang berharga dalam kehidupannya justru pengajaran yang harus utama dilakukan, yaitu karakter yang baik, Dalam pendidikan, peningkatan karakter, akhlak dan budi pekerti lebih diutamakan, sehingga anak mampu menjadi individu yang baik, mampu menghargai dan menghormati orang lain serta bermanfaat bagi lingkungannya dengan didukung oleh kemampuan akademiknya. 
Dalam pembelajaran yang sedang saya pelajari sebagai seorang pemimpin pembelajaran,  kita harus mengedepankan moral dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan banyak pertimbangan, menerapkan prinsip, paradigma serta langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sebagai pemimpin pembelajaran tetap harus mempertimbangkan moral dan etika saat pengambilan keputusan. Sehingga diharapkan keputusan yang diambil, merupakan keputusan terbaik, dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid. 
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Ada beberapa prinsip dalam pengambilan keputusan, yaitu
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
 - Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
 - Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
 
Prinsip tersebut digunakan dalam setiap pengambilan keputusan, tergantung dari situasi dan kondisi yang ada. Dengan meggunakan prinsip tersebut dan mengedepankan nilai - nilai kebajikan, maka akan menghasilkan keputusan yang terbaik bagi semua pihak dan memberikan dampak yang positip bagi lingkungan
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajar, maka harus memahami dan bisa peka terhadap situasi dan kondisi yang ada serta berbagai masalah yang muncul di sekolah terutama pada proses pembelajaran murid. Dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah, sebagai pemimpin tetap harus mengacu pada dasar pengambilan keputusan, yaitu berpihak pada murid, mengandung nilai - nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Tetap berkolaborasi dengan pihak - pihak terkait, menerapkan dan menggunakan paradigma dilema etika, prinsip pengambilan serta langkah - langkah pengambilan dan pegujian keputusan. Sehingga dapat dihasilkan keputusan yang terbaik. Melakukan refleksi untuk mengetahui keefektifan keputusan setelah diambil dan dilaksanakan. 
Sehingga selain mendapatkan keputusan yang tepat juga sekaligus dapat memberikan contoh serta teladan kepada anak didik kita, tentang bagaimana mengambil keputusan yang tepat
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Pendidikan bukan hanya tempat anak untuk mengembangkan potensinya, namun juga mengajarkan moral agar mereka bisa menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Dalam hubungannya dengan materi yang dipelajari sekarang, bahwa dengan kita memahami bagaimana pengambilan keputusan berdasarkan nilai - nilai kebajikan, maka akan menjadi contoh bagi siswa kita bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan sebaik - baiknya tanpa adanya pertentangan, bahwa sebagai pemimpin bukanlah sosok yang otoriter (mengambil keputusan tanpa melihat kondisi dan etika), dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambil. Sehingga diharapkan siswa lebih memiliki moral, etika dan empati dalam menghadapi, bersikap dan bersosialisasi dengan orang lain. 
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran
(Koneksi Antarmateri)
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hadjar Dewantara dalam dunia Pendidikan mampu mengubah mindset para pendidik dalam menjalankan perannya sebagai among di sekolah yang mendidik sesuai dengan kodrat Anak. Terdapat semboyan Ki Hadjar Dewantara yang terkenal dengan Pratap Triloka, menjadi acuan bagi seorang pendidik menjalani perannya, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, In Madya Mangunkarsa, dan Tutu Wuri Handayani,  yang memiliki arti:
- Ing Ngarso Sung Tulodo, di depan harus memberikan contoh atau menjadi teladan yang baik
 - Ing Madya Mangun Karsa, di tengah, diantara guru atau murid mampu memberikan semangat atau menciptakan inisiatif
 - Tut Wuri Handayani, dari belakang harus mampu memberikan dorongan dan arahan.
 
Sebagai seorang pemimpin, maka harus mampu mengayomi dan memahami setiap orang yang berada dalam kepemimpinannya. Dalam pengambilan keputusan, maka seorang pemimpin harus kembali pada filosofi Ki Hadjar Dewantara, dimana keputusan yang diambil selain harus berdasarkan nilai - nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan, juga harus berpihak kepada murid. Dan dalam menjalankan peran sebagai pemimpin. maka segala bentuk proses pengambilan keputusan harusnya menerapkan Pratap Triloka, yaitu dapat memberikan contoh / tauladan yang baik, memberikan semangat dan mampu menciptakan inisiatif serta mampu memberikan dorongan ataupun arahan kepada semua pihak yang berada di bawah kepemimpinannya
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Sebagai seorang Guru penggerak dan menjadi pemimpin pembelajaran, terdapat beberapa nilai - nilai positif yang perlu dikembangkan, antara lain mandiri, kreatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak pada murid. Nilai - nilai yang tertanam dalam diri kita tersebut, jika terus dikembangkan maka dapat mempengaruhi kemampuan dalam mengambil suatu keputusan sesuatu dengan 3 prinsip pengambilan keputusan, yaitu erpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Mandiri , sebagai pemimpin akan terus mengembangkan kompetensinya dalam pengambilan keputusan
 - Kreatif, dalam pengambilan keputusan akan lebih mudah untuk menggali gagasan / ide atas solusi dari masalah yang terjadi
 - Kolaboratif, memudahkan dalam menyelesaikan masalah karena terbiasa untuk mengajak beberapa pihak dalam berdiskusi dan berkolaborasi agar mendapatkan keputusan yang terbaik
 - Reflektif, setiap keputusan yang diambil akan lebih efektif karena selalu berefleksi dan dipantau perkembangannya baik saat diputuskan ataupun setelah dilaksanakan
 - Berpihak pada Murid. Dengan nilai tersebut, setiap keputusan yang diambil selain menimbang nilai - nilai kebajikan juga merujuk pada kebutuhan dan kondisi muridnya
 
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam materi Coaching, kita belajar tentang bagaimana menggali potensi dan kemampuan coachee untuk mencari ide / gagasan sebagai bentuk Rencana Aksi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pada saat kita diberikan kegiatan Coaching oleh pendamping dan fasilitator, maka kita bisa merefleksikan dan menguji hasil dari proses pengambilan keputusan yang sudah kita pelajari. Apakah bisa menjadi solusi yang efektif ataukah akan memberikan permasalahan baru di masa yang akan datang. 
Di sesi coaching tersebut, kita bisa mengidentifikasi kembali masalah yang ada, menggali potensi, kekuatan dan kemampuan pada diri dan sekolah, dan merefleksikan serta meguji keputusan yang sudah kita laksanakan. 
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional sangat berpengaruh dalam pengambilan  keputusan dengan dilema etika. Karena guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik maka: 
- memiliki kesadaran diri yang baik, sehingga mampu memahami emosi, perasaan dan nilai dari diri sendiri. Sehingga bisa lebih optimis dalam mengambil keputusan
 - memiliki managemen diri (self management) sehingga mampu mengatur emosi, pikiran dan perilaku dalam berbagai situasi, sehingga mampu menghadapi tantangan dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
 - memiliki kesadaran sosial (social awareness) yang dapat meningkatkan rasa empati, mampu memahami, menghormati dan menempatkan diri pada posisi orang lain. Sehingga lebih memudahkan dalam pengambilan keputusan dengan prinsip berpihak pada murid, paradigma dilema etika dan sesuai dengan nilai kebajikan
 - kemampuan berinteraksi sosial (relationship skills) yang baik memudahkan dalam membangun komunikasi dan mendengarkan orang lain sehingga bisa memyelesaikan konflik secara damai
 - kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (resposnsible decision -making) memudahkan guru dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis informasi, mengambil keputusan serta mampu bertanggungjawab terhadapt keputusan yang telah diambil
 
Dengan KSE yang baik, maka pengambilan keputusan yang terkait dengan dilema etika dapat diselesaikan dengan baik, hati yang tenang, melibatkan banyak pihak dengan kolaborasi yang baik, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang terbaik
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan memberikan pengalaman yang mampu mempertajam pengetahuan pendidik terhadap kasus - kasus yang memiliki dilema atau bujukan moral. Dengan adanya studi kasus tersebut, maka lebih mudah bagi pendidik untuk membedakan mana kasus yang memiliki dilema etika atau kasus yang mengandung bujukan moral. 
Selain itu, studi kasus juga akan lebih membiasakan pendidik untuk menerapkan bagaimana prinsip pengambilan keputusan, paradigma dilema etika yang digunakan serta bagaimana langkah dalam mengambil dan menguji hasil keputusan. Ke depannya, akan mampu membatu para pendidik untuk mengambil keputusan yang lebih akurat, memenuhi kebutuhan peserta didik, menciptakan keselamatan dan kebahagiaan bagi semua pihak dengan berdasarkan pada nilai - nilai kebajikan yang dianutnya
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat tentu akan mengacu pada 3 prinsip , 4 paradigma dilema etika serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, maka dapat dipastikan bahwa keputusan yang diambil telah merujuk pada situasi, kondisi dan kebutuhan siswa (berpihak pada murid), mengandung nilai - nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.  Sehingga dengan keputusan tersebut, maka dapat memberikan dampak positif kepada lingkungan, kondusif, aman dan nyaman untuk semua pihak, 
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang timbul di lingkungan sekolah untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah perbedaan pola pikiran (mindset) dari beberapa pihak baik guru, siswa, orang tua, pimpinan ataupun komite. Adanya perubahan paradigma, tentu akan memberikan tanggapan yang berbeda jika tidak adanya pemahaman yang pas.
Perbedaan mindset tersebut dapat menimbulkan pertentangan jika tidak dikomunikasikan dengan sebaik - baiknya. Sehingga dibutuhkan komunikasi dan kolaborasi yang baik dari semua pihak untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik dan tepat.
Perbedaan mindset tersebut dapat menimbulkan pertentangan jika tidak dikomunikasikan dengan sebaik - baiknya. Sehingga dibutuhkan komunikasi dan kolaborasi yang baik dari semua pihak untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik dan tepat.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan yang kita ambil sesuai dengan prinsip, paradigma, langkah pengambilan dan pengujian yang tepat, maka akan memberikan keputusan yang terbaik, dapat dipertanggungjawabkan, mengandung nilai kebajikan dan sesuai dengan kebutuhan murid (berpihak pada murid). Dengan keputusan yang berpihak pada murid, tentu akan sesuai dengan kondisi, situasi dan kebutuhan murid, bukan sesuai dengan yang kita mau. Berarti sesuai dengan prinsip pendidikan yang memerdekakan murid. 
Dan untuk memutuskan pembelajaran yang tepat, maka kita sebagai pendidik harus mampu mengidentifikasi, dan menganalisa setiap potensi murid melalui asesmen dan menerapkannya dalam pembelajaran berdifferensiasi
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam setiap mengambil keputusan, tentu akan membawa akibat baik masa kini ataupun masa depan dari murid - muridnya. Keputusan yang kita ambil akan menjadi catatan tertentu bagi murid (aturan) dan role model yang akan menjadi contoh tetang bagaimana kelak murid - murid akan bersikap. Untuk itu dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus berfikir secara matang, tepat, bijak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid. 
Dalam pengambilan keputusan, sebagai pemimpin tetap harus memahami dan menerapkan prinsip, paradigma, langkah pengujian keputusan, serta melakukan refleksi terhadap efektifitas hasil keputusan yang diambil 
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Dari pembelajaran yang sudah saya pelajari, maka kesimpulan yang bisa ditarik adalah sebagai berikut:
- Dalam mengambil keputusan harus mengacu kepada 3 prinsip, yaitu mengandung nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggungjawabkan
 - Terdapat 4 paradigma yang bisa dipilih dalam menyelesaikan kasus dilema etika, yaitu Individu lawan kelompok (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
 - setiap keputusan yang diambil harus dilakukan pengujian benar - salah
 - dalam pengambilan keputusan tetap berpedoman pada filosofi Ki Hadjar Dewantara, terutama Patrap Triloka (Ing Ngarso sung Tulodo. Ing madya mangun Karsa, Tut Wuri Handayani)
 
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya cukup memahami materi pada modul ini, dan berharap dalam penerapannya bisa sangat membantu terutama jika dihadapkan dengan kasus - kasus dilema etika. Hal - hal yang menurut saya diluar dugaan adalah, mindset bahwa mengambil keputusan harus selalu dirujuk pada peraturan yang berlaku. Namun, ternyata ada beberapa dilema yang tidak hanya bisa dipecahkan oleh hasil pemikiran saja. Namun juga harus memandang nilai -nilai kebajikan yang ada, serta situasi, kondisi, kebutuhan dan harus berpihak pada murid. Dan pengambilan keputusan ini, walaupun sebagai pimpinan pembelajaran, tidak harus terpusat merupakan keputusan sepihak, namun membutuhhkan kolaborasi dan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan keputusan yang terbaik 
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum saya mempelajari modul ini, pengambilan keputusan dilakukan dengan mengikuti prosedur / SOP yang berlaku di sekolah, berdiskusi dengan pihak terkait, misalnya Guru Mata Pelajaran, Guru BI, waka Kesiswaan dan Kepala sekolah, serta melakukan komunikasi dengan orang tua jika menyangkut permasalahan siswa. 
Jika dalam modul ini, kita memahami tentang prinsip pengambilan keputusan yang harus diterapkan, maka pengambilan keputusan sebelumnya selain dapat dipertanggungjawabkan, juga masih berdasarkan pada penegakan aturan sekolah. Sedangkan pada modul ini kita diajarkan bahwa pengambilan keputusan selain mengandung nilai kebajikan juga harus berpihak kepada murid
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari konsep ini, perubahan yang terjadi pada diri saya adalah:
- Mulai berhati - hati dalam melakukan tindakan dan mengambil keputusan dalam setiap permasalalahan
 - Memiliki pola yang teratur dalam menghadapi suatu permasalahan, mulai dari mengidentifikasi, memahami, menganalisa dan membuat keputusan
 - Memperbaiki cara berkomunikasi untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam menyampaikan informasi terkait fakta - fakta dalam suatu kasus
 - meningkatnya rasa empati dan memahami perasaan, potensi diri sendiri agar dapat lebih memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain
 - memahami pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan suatu kasus/permasalahan
 
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sebagai individu modul ini sangat penting karena meningkatkan kompetensi dan pemahaman menjadi individu yang lebih baik, lebih berempati dan memahami orang lain. Dan sebagai pemimpin, sangat membantu saya untuk mengambil keputusan yang terbaik dan bertanggungjawab
Demikian uraian saya, terima kasih. Dan semoga bermanfaat ***)
wah luar biasa .... sangat menginspirasi
BalasHapusMantap
BalasHapus