PEMBELAJARAN 
BERDIFERENSIASI
Rumani Dyah Candrawati
CGP Angkatan 10 Kota Batam
Tahukah Anda tentang Pembelajaran Differensiasi????
Istilah pembelajaran differensiasi sering kita dengar dalam dunia pendidikan, terutama saat Kurikulum Merdeka mulai diterapkan sebagai kurikulum sekolah. Siswa gagal dan tidak naik kelas, tidak diharapkan terjadi dalam dunia pendidikan, Hal ini didasari karena setiap anak memiliki potensi dan mereka berhak untuk mendapatkan pembelajaran sesuai dengan Fase pertumbuhannya. 
Salah satu contoh yang dianggap sebagai bentuk pembelajaran diferensiasi adalah dengan memberikan soal yang berbeda kepada siswa. Misalnya, untuk siswa yang pintar diberikan soal level 5 yang cenderung sulit, sedangkan untuk siswa yang kurang pintar diberikan soal level 2 yang cenderung mudah. Contoh tersebut hanya melihat bahwa pembelajaran diferensiasi diberikan kepada siswa yang memiliki perbedaan intelektual / kepintaran. 
Namun, apakah pembelajaran Differensiasi hanya sebatas perbedaan kepintaran????
Pengertian Pembelajaran Differensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14), dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, maka seorang guru akan melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.  
Beberapa miskonsepsi tentang pembelajaran differensiasi yang sering terjadi antara lain: 
- Jika seorang guru mengajar 36 siswa, maka guru harus memiliki 36 cara dan strategi mengajar yang berbeda 
 - Guru memperbanyak tugas atau jumlah soal untuk siswa yang lebih aktif atau lebih pintar
 - Guru memberikan tugas yang berbeda - beda untuk setiap murid nya
 - Guru mengelompokkan siswa sesuai kemampuannya, misal yang pintar dengan yang pintar dan sebaliknya
 - Guru membuat beberapa perencanaan sekaligus dan mobile kesana kemari untuk membantu beberapa siswa dalam waktu bersamaan
 
Bagaimana Pembelajaran Diferensiasi seharusnya?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid yang berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran.  Keputusan yang dibuat oleh Guru tersebut, harus berkaitan dengan beberapa hal berikut ini:
- Tujuan pembelajaran yang dijabarkan secara jelas
 - Bagaimana guru menanggapi dan merespon kebutuhan murid
 - Lingkungan yang mengundang murid untuk belajar
 - Manajemen kelas yang efektif
 - Penilaian berkelanjutan 
 
yang artinya, bahwa pembelajaran differensiasi bertujuan selain untuk menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa juga menjadi tantangan bagi siswa untuk belajar. 
Pembelajaran Diferensiasi harus berorientasi pada kebutuhan murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom mengkategorikan kebutuhan siswa menjadi 3, yaitu :
1. Kesiapan Belajar (readines) murid
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Hal ini untuk mengetahui apakah keterampilan / pengetahuan murid sesuai dengan keterampilan / pengetahuan yang akan diajarkan. Tujuan  identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013: 29).
Salah satu cara untuk membedakan kesiapan belajar adalah dengan tombol  Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47)
2. Minat Murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:                  
- membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
 - mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
 - menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
 - meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
 
3. Profil Belajar Murid
Tujuan memetakan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Beberapa faktor terkait dengan Profil belajar murid antara lain:
- Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
 - Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
 - Preferensi gaya belajar, yaitu bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  
 
- Visual: belajar dengan melihat (melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
 - Auditori: belajar dengan mendengar (mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
 - Kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
 
- Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.
 
Bagaimana melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran differensiasi dapat dilakukan dalam beberapa strategi, antara lain Diferensiasi Konten, differensiasi proses dan differensiasi Produk. 
Konten merupakan hal - hal yang diajarkan kepada murid -murid yaitu tanggapan atas kesiapan, minat, profil belajar murid yang berbeda,  atau kombinasi semuanya. Konten disesuaikan dengan kebutuhan murid. Kapan dan siapa informasi kita berikan. Misalnya materi dasar untuk siswa pemula dan tantangan serta pertanyaan pemandu untuk siswa yang lebih lanjut.  Diferensiasi konten juga bisa didasarkan pada minat murid, misalnya pembelajaran teks diberikan materi yang diminati murid. Differensiasi konten berdasarkan profil belajar dapat dilakukan dengan memastikan siswa dapat mengakses materi sesuai dengan gaya belajarnya (audio, visual atau kombinasi keduanya. mengacu tentang bagaimana siswa memaknai atau memahami informasi yang kita sampaikan, apakah secara mandiri ataukah kelompok yang perlu dirancang untuk menentukan strategi pembelajaran. Differensiasi proses dilakukan dengan kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan pemandu, membuat agenda individual, menvariasikan lama dan waktu, mengembangkan kegiatan bervariasi, menggunakan pengelompokkan yang fleksibel. dilakukan dengan produk seperti apa yang akan siswa tunjukkan ke Guru sebagai hasil pembelajaran mereka, yang sesuai dengan pemahaman mereka dan tujuan pembelajaran.  Penugasan Produk harus bisa mengakomodasi kegiatan murid baik secara individu ataupun kelompok,  memperluas pemahaman mereka tentang hal yang dipelajari selama periode tertentu. Differensiasi produk meliputi 2 hal, yaitu memberikan tantangan dan keragaman, serta memberikan murid pilihan untuk mengekspresikan hasil pembelajarannya. Bagaimana Penilaian dalam Pembelajaran Berdiferensiasi??
Tomlinson & Moon (2013) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif.
Ada beberapa perspektif penilaian yang dapat kita gunakan di dalam kelas untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:
- Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment)
 - Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
 - Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan muridmurid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
 
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan penting. Karena Penilaian formatif bersifat memonitor proses pembelajaran, dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten, sehingga membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil penilaian formatif dapt menjadi sumber untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid, sehingga guru akan mengetahui bagaimana ia dapat melanjutkan proses pengajaran yang dilakukan dan memaksimalkan peluang bagi tercapainya pertumbuhan dan kesuksesan murid dalam materi atau topik tersebut.
Bagaimana menerapkan Pembelajaran BerdIfferensiasi di Kelas?
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai Guru. yaitu :
- Menentukan Tujuan Pembelajaran 
 - Memetakan kebutuhan dasar murid, hal ini dapat dilakukan dengan cara :
 
- mengamati perilaku murid
 - mengidentifikasi pengetahuan awal
 - berkolaborasi dengan Guru yang mengajar di kelas yg sama 
 - Berkolaborasi dengan Walikelas dan membaca raport siswa sebelumnya
 - Menggunakan Asesmen diagnostik
 - Melakukan wawancara 
 - mereview dan merefleksi pembelajaran yang sudah dilakukan
 
- Menganalisis strategi pembelajaran diferensiasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Diferensiasi konten , Diferensiasi Proses, Diferensiasi Produk). Dalam pembelajaran dapat dilakukan 1 strategi diferensiasi atau kombinasi  dari beberapa strategi.
 - Membuat rencana pembelajaran dan mengimplementasikannya
 - Melakukan penilaian formatif dan sumatif
 
Adakah keterkaitan pembelajaran Modul 2.1 dengan Modul - modul sebelumnya??
Modul 1.1 dan Modul 2.1
Modul 1.1 menjelaskan tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa setiap siswa memiliki KOdrat Alam dan Kodrat jaman. Dan pembelajaran di kelas, harus disesuaikan dengan kodrat alam anak yaitu potensi, kemampuan, karakter, gaya belajar, dan kebutuhan anak. Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi, maka Guru harus memahami dan berusaha memenuhi kodrat alam anak dalam proses pembelajaran agar anak bisa belajar dengan nyaman. 
Modul 1.2 dan Modul 2.1
Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi, maka seorag Guru harus meningkatkan "Value" nya agar dapat menerapkan pembelajaran tersebut di dalam kelas. Pada penerapan pembelajaran berdiferensiasi, maka seorang Guru harus mengajar dengan berpihak pada murid, yang artinya proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan murid, berinovatif untuk merancang strategi pembelajaran yang berdiferensiasi, berkolaborasi dengan teman sejawat untuk memahami dan memetakan kebutuhan murid, secara mandiri meningkatkan kemampuan dalam memaksimalkan proses pembelajaran dan selalu reflektif terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan untuk menganalisis kebutuhan murid dan memperbaiki pembelajaran berikutnya. Dan tentu saja hal ini sesuai dengan Nilai Guru Penggerak.
Modul 1.3 dan Modul 2.1
Salah satu komponen visi dari Guru penggerak yang saya susun adalah menciptakan siswa yang kompeten dan bersaing Global. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan siswa yang kompeten, karena dengan pembelajaran berdiferensiasi maka setiap siswa akan mampu meningkatkan potensi yang ada dalam dirinya
Modul 1.4 dan Modul 2.1
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas, maka antara Guru dan Murid harus terjadi kerjasama yang baik. Maka, sebelum pembelajaran didalam kelas dilaksanakan maka harus dibentuk keyakinan kelas terlebih dahulu. Dengan adanya keyakinan kelas, maka pembelajaran di dalam kelas diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan nilai - nilai kebajikan positif. 
Demikian paparan koneksi antar materi Modul 2.1, semoga bermanfaat. 
Salam Guru Penggerak... tergerak.. bergerak.. dan menggerakkan... ***
 
 
semoga guru-guru semakin memahami, pentingnya melakukan pembelajaran berdiferensiasi
BalasHapusAamiin.... semoga selalu semangat menerapkannya
Hapus